Selasa, 12 Oktober 2010

PUISI

KUNCI
Buat : Agung Wibowo
OLEH : DRAJAT NUR

Setelah subuh
Di atas kolam Umbul Tlatar
Kau beri aku kunci
Aku terhenyak, angin seperti mati
Terpasung dalam relung hati
Setelah subuh kau beri aku kunci
Seperti dilemparkan
Sesaat sakit kulit dagingku lebam
Ku hirup angin Umbul Tlatar
Berputar putar di pusat kundalini
Bangunkan bulu kesadaran Illahiyah

Aku terhenyak-siapakah dirimu?
Laki-laki berjubah hitam dengan palu keadilan
Melempar kunci lalu pergi
Belum termaknai untuk apa
Kukalungkan dekat jantungku

Dengan ilmu ku coba kunci itu
Detak-detak nadi perlahan memasukan kunci dalam lobang hatiku
lenyap menjadi sel-sel membuka qolb ku
Tertimbang kini semua kata semua napas semua perbuatan
Kunci itu telah lenyap-kini aku ketakutan
Meski telah ada dalam sel hatiku tapi manusia berubah-ubah
Bila tak terbuka bolehkah kuminta kunci lagi?
membuka gudang tempat menyimpan timbangan
Agar dapat menghisab diri sebelum dihisabNya
Agar dapat bertemu Rosululloh Muhammad di kaki mizan timbanganNya

Berikan palumu juga
Agar aku dapat menjadi hakim sebelum dihakimi-Nya
Siapakah dirimu?
Ternyata aku tak perlu tau-Ia yang mengirim dirimu pada ku
Saat “ suwung” dalam hidupku
Luka-luka sepanjang napas kini termaknai
Cinta-Nya mengeraskan diriku
Setiap masalah membentur terpercik api penyadaran Illahiyah
Hidup semestinya adalah mati dalam tiap napas dan perbuatan-
Mati dalam Allah
Agar dunia tak menjadi pemberat
Saat melewati sirotol mustaqim

Banjarnegara, 25 Maret 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar