Selasa, 22 Februari 2011

kumpulan puisi " wahyu sejati"

Wahyu sejati
Oleh :Drajat Nurangkoso
Politik
Kekuasaan
Adalah anak-anak yang lahir dari rahim kebudayaan
Olah budi dan daya makhluk yang paling sempurna ciptaan sang hyang wisesa
Politik adalah buah persetubuhan akal dengan nurani, Otak dan jiwa suci oleh karenanya
sebenarnya politik bukanlah penaklukan,
Politik bukanlah penikaman dari belakang ,
Politik tidak mengenal pemerkosaan,
Politik bukan pembenaran,
Politik adalah sunatulloh, suatu cara mencapai tujuan agung
Kekuasaan pada hakekatnya adalah percikan sifat Sang Maha Kuasa
Penguasa adalah mewakili Tuhan pemilik semesta raya
Kepanjangan tangan Tuhan dalam menebar rahmat membangun umat
Rakyat adalah ladang-ladang bagi persemaian
Tempat pembuktian jati diri
Apakah singgasana kekuasan berpayung Rahmat
Apakah gelegakmu seumpama kawah si kidang yang tlah tertulis dalam catatan alam
Benarkah engkau sang terutus yang diwahyukan
Pemegang wahyu yang berpendar-pendar sebenar-benarnya wahyu sejati dari Sang Maha Gaib
Apakah bukan wahyu jadi-jadian
Yang tercipta dari lendir-lendir politik anak jadah dari ego dan keakuan
Yang telah mengoyak sisi nurani merubah kekuasaan menjadi industry
Suara rakyat bukan lagi suara Tuhan-karena suaranya telah tergadekan dengan uang
Tuhan begitu jauh nuraninya tak lagi menyentuh-Nya
Riuh pasar memperjualkan harga diri
Tanyakan pada dirmu
Bawalah hati dalam kerajaan sunyi, bertahtalah sejenak di singgana kedamaian
Pusatkan tujuh cakra dalam buana alitmu satukan dengan lima cakra buana agung
Bacalah abjad-abjad yang menempel di daun-daun bersama embun
resapi maknanya jadikan ilmu dan laku mencari bekal sebelum pupuh megatruh ditembangkan
kekuasaan sejatinya adalah kuasa langit
yang tak datang secara tiba-tiba
wahyu sejati tak pernah terbias atau membias
ia menyusup menerangi seluruh jiwa memancar menjadi kebijakan dan keadilan
ia menyusup dalam degup membara menjadi gelegak juang yang ikhlas memerangi kemiskinan
kekuasaan sejati hanyalah bila wahyu sejati menitis dalam diri
wahyu sejati tak dapat dibeli, bila nyatanya uang telah menggantikan Tuhan
maka kekuasaan bukan lagi ladang ibadah yang tak pernah paceklik dari Rahmat-Nya
kekuasaan hanya sekedar perhiasan dan kebanggaan mendongakan ego dan keakuan
kekuasaan hanya untuk makanan nafsu angkara, hanya melonggarkan ikat pinggang
kekuasaan tanpa wahyu sejatining wahyu
hanya akan menjadikan angin yang bertiup besar ketika meniti sirotolmustaqim
politik, kekuasaan
rakyat dan kelaparan
kita menunggu teja biru cemlorot
memurnikan politik dan kekuasaan
agar kita tak lagi kelaparan

1 komentar:

  1. Selalu berkarya, Semoga Allah senantiasa memberi bahagia pada mereka yang selalu berkarya...

    BalasHapus